Akademiaagarut.com – Di balik tubuh kekar dan gaya bermain yang enerjik di lapangan voli, siapa sangka bahwa Wiwid Wiyana, legenda tarkam yang kini bergabung dengan Akademi Ananta Akraya (AA) Garut, menyimpan pandangan tajam dan reflektif tentang kondisi bangsa, terutama dunia pendidikan dan moralitas sosial.

Bagi Wiwid, bermain voli bukan hanya soal teknik atau kemenangan, tapi juga tentang pengamalan nilaiโ€”nilai yang sejak kecil ditanamkan oleh ibunya. โ€œPunya ilmu sedikit, amalkan. Punya harta sedikit, bagikan. Karena semua itu hanya titipan,โ€ begitu pesan yang selalu membekas dalam benaknya.

Dan pesan itu kini menjelma menjadi prinsip hidup yang ia pegang erat.


Sekolah Mahal, Ilmu Jadi Barang Mewah

โ€œSekarang sekolah seperti dagangan,โ€ tutur Wiwid suatu sore di lapangan latihan AA Garut, sembari menyeka keringat usai melatih. โ€œYang nggak punya uang, seringkali dianggap nggak layak dapat pendidikan bagus.โ€

Sebagai orang yang tumbuh dari lingkungan kampung dengan akses pendidikan terbatas, Wiwid paham betul bagaimana beratnya perjuangan untuk sekadar sekolah. Tapi ironisnya, kini ketika dunia makin maju, pendidikan justru makin eksklusif. Banyak orang tua terpaksa berutang demi menyekolahkan anaknya ke tempat “bergengsi”. Padahal, menurut Wiwid, hak atas ilmu adalah milik semua anak bangsa, bukan hanya yang mampu secara materi.

Lebih menyedihkan lagi, menurutnya, banyak sekolah mahal tapi tak memberikan nilai hidup yang sejati. Yang diajarkan hanya soal peringkat, nilai ujian, dan gengsi ijazah. โ€œTapi berapa banyak anak muda yang bisa menghargai orangtuanya, atau rela berbagi ilmu dengan yang lain?โ€ tanyanya lirih.


Ilmu dan Moral, Jangan Dipisahkan

Bagi Wiwid, pendidikan yang baik bukan sekadar membentuk anak cerdas, tapi juga membentuk manusia yang peduli dan rendah hati. โ€œIlmu tinggi tapi sombong, buat apa? Kaya tapi pelit, percuma,โ€ katanya sambil tertawa kecil.

Di tengah krisis moral yang merajalelaโ€”korupsi di mana-mana, anak muda makin apatis, individualisme menjamurโ€”Wiwid menekankan bahwa peran guru, pelatih, orang tua, dan tokoh lokal sangat penting sebagai pendidik nilai. Termasuk dirinya sendiri.

โ€œKalau saya bisa ngajarin passing, smash, dan blocking, kenapa nggak sekaligus ngajarin adik-adik ini untuk jujur, sopan, dan saling bantu?โ€ ungkapnya. Dan itu yang kini ia lakukan di AA Garut: tidak hanya melatih fisik, tapi juga membangun karakter.


Harta dan Ilmu: Sama-Sama Amanah

Sebagai anak kampung yang tak pernah merasa berkecukupan, Wiwid tahu persis bahwa setiap rupiah dan ilmu yang ia miliki adalah titipan. Maka dari itu, ia selalu menyisihkan waktu dan energi untuk berbagi, baik dalam bentuk pelatihan gratis, mentoring anak-anak kampung, atau sekadar menyumbang bola voli untuk turnamen kecil.

โ€œKalau kita tunggu kaya dulu baru berbagi, bisa-bisa keburu mati,โ€ ujarnya dengan nada berseloroh, namun penuh makna. โ€œSaya cuma punya sedikit ilmu voli, tapi itu yang saya ajarkan. Saya nggak punya banyak uang, tapi kalau bisa bantu buat beli seragam tim atau bantu nasi bungkus buat anak-anak latihan, kenapa nggak?โ€


Voli Adalah Sekolah Kehidupan

Lapangan voli, bagi Wiwid, adalah sekolah sejati. Di sana ia belajar kepemimpinan, kerja sama, rasa hormat, dan semangat berbagi. Itu pula yang ingin ia wariskan pada generasi muda: bahwa pendidikan sejati tidak hanya di ruang kelas, tapi di mana pun ada keikhlasan untuk belajar dan mengajar.

Dan di tengah maraknya komersialisasi pendidikan dan sempitnya akses ilmu, Wiwid mengajak siapa pun untuk kembali pada nilai-nilai dasar: berbagi, membimbing, dan memberi tanpa pamrih.

โ€œBangsa ini tidak kekurangan orang pintar. Tapi mungkin kekurangan orang yang mau membagi pintarnya, dengan ikhlas.โ€


Warisan Ibu yang Tak Pernah Mati

Pesan sederhana dari sang ibu kini menjadi filosofi hidup yang membimbing setiap langkah Wiwid: ilmu sedikit, amalkan. Harta sedikit, bagikan. Karena sejatinya hidup adalah tentang memberi. Dan selama masih bisa berdiri di lapangan, atau berdiri di hadapan anak-anak muda yang haus bimbingan, Wiwid Wiyana akan terus memberi.

Bukan karena ia merasa hebat. Tapi karena ia percaya: moral bangsa dibangun dari keteladanan kecil, yang dilakukan terus-menerus, dengan hati. (*)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pencarian

About

Akademi Bola Voli AA Garut adalah lembaga pelatihan bola voli yang berfokus pada pengembangan atlet muda berbakat di Kabupaten Garut. Akademi ini didirikan dengan tujuan mencetak pemain bola voli berkualitas melalui program latihan yang terstruktur, disiplin, dan berbasis metode modern.

Dengan dukungan pelatih berpengalaman, Akademi Bola Voli AA Garut menawarkan pelatihan mulai dari tingkat pemula hingga lanjutan, mencakup teknik dasar, strategi permainan, serta peningkatan fisik dan mental. Selain itu, akademi ini juga berpartisipasi dalam berbagai kompetisi lokal dan nasional guna mengasah keterampilan serta menambah pengalaman bertanding bagi para atlet.

Gallery