Akademiaagarut.com – Di tengah dinginnya udara pegunungan dan semarak pasar tradisional Kota Intan, berdirilah satu cita-cita besar yang sedang tumbuh: Akademi & Klub Bola Voli Ananta Akraya (AA) Garut, sebuah pusat pembinaan yang tak hanya melatih pukulan keras di lapangan, tetapi juga memupuk karakter, mimpi, dan semangat juang anak-anak muda Garut.
Didirikan oleh tokoh muda penuh visi, Fajar Santika, yang akrab disapa D’Panji, akademi ini bukan sekadar institusi pelatihan olahraga. Ia adalah jawaban atas kerinduan panjang masyarakat Garut terhadap sistem pembinaan bola voli yang terstruktur, profesional, dan berbasis nilai.
“Banyak anak muda Garut yang punya bakat, tapi mereka tidak punya panggung. Maka kami bangun ini: panggung mereka untuk tumbuh, bermimpi, dan menang,” ujar D’Panji, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Akademi Ananta Akraya (AA) Garut.
Membangun dari Nol: Mimpi yang Ditanam, Bukan Ditunggu
Perjalanan AA Garut tidak berjalan mulus. Berawal dari ide sederhana dan dana terbatas, akademi ini lahir di tengah minimnya infrastruktur olahraga dan dukungan sistematis di daerah. Namun, bersama tim solid—termasuk Ilmi Girindra (Wakil Direktur), Yudi Kardiman (Direktur Operasional), Kharisma Risdiani (Direktur Keuangan), dan Husni Niti Kusumah (Direktur Kreatif)—impian itu mulai diwujudkan secara nyata.
Lapangan mulai digarap, sistem dibangun, SOP diluncurkan, dan pelatih dipersiapkan dengan protokol yang tidak kalah dari klub profesional nasional.
Profesionalisme yang Dibangun dari Akar Rumput
AA Garut tidak bermain-main dalam urusan manajemen. Akademi ini dijalankan dengan SOP pelatih yang ketat dan sistem yang terukur:
- Pelatih wajib menyusun RPP latihan mingguan dan laporan performa atlet bulanan.
- Setiap sesi latihan dimulai tepat waktu dengan evaluasi progres dan penguatan mental.
- Atlet mendapatkan penilaian performa, kehadiran, dan sikap setiap bulan.
- Ada rotasi internal dan uji level untuk memastikan setiap atlet berkembang optimal.
Pelatih bukan sekadar instruktur, melainkan mentor dan pembimbing karakter. “Kami sangat menjaga pendekatan yang edukatif. Tidak ada tempat untuk kekerasan fisik atau verbal di sini,” tegas Ilmi Girindra.
Sistem Transfer dan Peminjaman Pemain: Terbuka dan Beretika
Layaknya klub-klub besar, AA Garut sudah memiliki mekanisme transfer dan peminjaman pemain. Tak sedikit atlet mereka yang diminta oleh klub luar daerah untuk memperkuat tim pada ajang turnamen atau kejuaraan daerah.
“Semua proses disertai dokumen dan komunikasi resmi. Kita ingin para atlet mendapatkan pengalaman, tapi tetap dalam koridor etika dan pengawasan akademi,” jelas Yudi Kardiman.
Dalam jangka panjang, AA Garut juga mendorong pengembangan karier atletnya ke jenjang profesional dan liga nasional melalui jalur terstandarisasi, bukan sekadar relasi informal.
Pendidikan Karakter dan Soft Skills: Pilar Utama Akademi
Berbeda dari akademi pada umumnya, AA Garut memposisikan pendidikan karakter dan penguatan soft skills sebagai prioritas utama. Setiap atlet tidak hanya dilatih fisik dan teknik, tapi juga akhlak, kepemimpinan, kerja tim, hingga manajemen emosi.
Atlet diajak mengikuti kegiatan sosial, pelatihan public speaking, bahkan literasi finansial. “Kami tidak mau anak-anak ini hanya jago main bola, tapi gugup saat harus berbicara atau mengelola hidup,” terang Kharisma Risdiani.
Sinergi Pendidikan Formal dan Akademi
AA Garut bekerja sama dengan sekolah-sekolah mitra, termasuk SMK Pasundan 2 Garut, agar pendidikan formal para atlet tetap berjalan baik. Kepala Admin, Yudi Kardiman, menyebut bahwa program sinergi akademik ini didukung dengan pemanfaatan dana PIP dan beasiswa lainnya secara transparan.
“Orangtua ikut dilibatkan, dan pelaporan keuangan serta hasil belajar atlet kami integrasikan,” tambah Yudi Kardiman.
AA Garut Sebagai Model Koperasi Olahraga Masa Depan
Tak hanya berhenti pada pembinaan, AA Garut sedang mengembangkan model Koperasi Olahraga, yang ke depan akan mengelola apparel, sponsorship, pelatihan privat, hingga merchandise.
Koperasi ini diharapkan menjadi sumber kemandirian keuangan klub sekaligus media edukasi ekonomi untuk para atlet dan orang tua mereka.
Cahaya dari Timur Priangan
AA Garut hari ini mungkin belum sebesar klub-klub di kota besar. Namun, satu hal yang membedakannya adalah visi jangka panjang yang terukur, sistem pembinaan profesional, dan keberanian untuk menempatkan nilai-nilai karakter sebagai fondasi utama.
“Kita bukan hanya sedang membangun klub. Kita sedang membangun masa depan olahraga Garut,” tegas D’Panji.
Dan dari Kota Intan ini, cahaya kecil itu mulai menyala. Bukan tidak mungkin, kelak dari lapangan sederhana milik AA Garut, lahir bintang-bintang nasional dan internasional yang tak hanya hebat bermain, tetapi juga bermartabat sebagai manusia. (*)
