Akademiaagarut.com — Di tengah gempuran era digital yang menggerus semangat belajar tradisional, Muhammad Fauzan Nur Hafidh muncul sebagai potret pemuda yang tidak hanya konsisten menjaga tradisi pesantren, tetapi juga membuka jalan baru melalui olahraga. Lahir di Garut pada 26 April 2003 dan dibesarkan di Kampung Panorama Lembang, Bandung Barat, Fauzan tumbuh dalam lingkungan pesantren yang kuat. Ia dikenal di kalangan teman-temannya sebagai santri yang rajin, sopan, dan tekun dalam menuntut ilmu.

Namun siapa sangka, di balik hafalan puluhan kitab klasik yang tak semua orang mampu kuasai, pria yang akrab dipanggil Warus ini juga memendam hasrat besar: ingin bermain bola voli.

“Aktivitas saya selain mengaji, saya cari lewat Google tempat latihan voli, akhirnya ketemu Akademi dan Klub Voli AA Garut,” ucapnya saat ditemui usai latihan. Ia mengaku, dari dulu hanya bisa menjadi penonton olahraga favoritnya. Kini, lewat AA Garut, impiannya menjadi pemain mulai ditapaki.

Hafal Lebih dari 20 Kitab Klasik

Tidak main-main, Fauzan telah menghafal lebih dari 20 kitab kuning klasik yang menjadi rujukan penting di dunia pesantren, di antaranya:

  1. Jurumiyah
  2. Safinah
  3. Yakulu
  4. Alfiah
  5. Tijan
  6. Uqud
  7. Jazariyah
  8. Sulam Taufiq
  9. Sulam Munajat
  10. Shohibul Iman
  11. Khotrul Goits
  12. Imriti
  13. I’anah
  14. Ta’lim Muta’allim
  15. Muhtarul Hadits
  16. Kaelani
  17. Jubad
  18. Tahlisul Asas

Dan masih banyak lagi yang ia pelajari secara berulang meskipun sudah hafal. “Belajar kitab itu seperti mengasah pisau, kalau tidak diasah akan tumpul. Jadi walaupun sudah hafal, tetap saya ulang dan pelajari terus,” jelasnya.

Voli: Jalan Merawat Jasmani dan Rohani

Fauzan meyakini bahwa olahraga dan agama tidak harus dipertentangkan. “Saya merasa kegiatan olahraga itu merawat jasmani dan juga berdampak ke rohani. Saya jadi lebih segar, semangat mengaji juga tidak loyo,” ungkapnya sambil tersenyum.

Bagi Fauzan, olahraga seperti bola voli bukan hanya soal menang atau kalah, tapi juga soal adab, disiplin, dan semangat kebersamaan. Ia menilai AA Garut bukan sekadar tempat latihan fisik, tapi juga ruang tumbuh dan berproses bersama. “Saya banyak dapat teman baru, walau beda latar belakang, kita semua dihargai.”

Cita-Cita: Pesantren dengan Lapangan Voli

Yang paling menarik, Fauzan bercita-cita kelak memiliki pesantren sendiri. Bukan pesantren biasa, tapi pesantren yang membuka ruang bagi olahraga sebagai bagian dari pendidikan karakter. “Saya ingin ada pesantren yang ada kegiatan olahraganya, terutama voli. Karena saya yakin olahraga bisa jadi sarana membangun akhlak, budi pekerti, dan persaudaraan,” ucapnya penuh keyakinan.

Mimpinya sangat jelas: mencetak generasi santri yang sehat jasmani dan rohani. “Kalau jasmani sehat, rohani tenang, ngaji jadi lebih kuat,” tegasnya.


Santri, Atlet, dan Inspirator Muda

Kisah Fauzan bukan sekadar cerita satu anak muda yang mencoba hal baru, tapi sebuah representasi dari pentingnya membangun ekosistem pendidikan yang menyeluruh—yang tidak hanya menekankan pada aspek kognitif atau spiritual saja, melainkan juga penguatan fisik, mental, dan sosial. Dalam dirinya, nilai-nilai itu bersatu: religiusitas, ketekunan, sportivitas, dan mimpi besar untuk memberi manfaat bagi orang lain.

Fajar Santika, Direktur Akademi & Klub Voli AA Garut, menyebut bahwa Fauzan adalah salah satu contoh santri yang punya etos belajar luar biasa. “Dia datang bukan dengan kemampuan voli tinggi, tapi dengan semangat yang menyala. Itulah yang kami lihat. Akademi ini berdiri bukan hanya untuk mencetak juara di lapangan, tapi juga karakter kuat di luar lapangan,” jelasnya.

Pendidikan Berbasis Nilai

Melihat karakter Fauzan, AA Garut kini juga semakin mendorong integrasi pendekatan pendidikan berbasis nilai dalam pelatihan. Olahraga bukan hanya teknik dan fisik, tapi juga akhlak, empati, dan kerjasama. “Kami ingin para siswa tahu bahwa menjadi atlet bukan alasan untuk abai terhadap kewajiban lain, apalagi sebagai santri. Justru harus menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab,” tambah Fajar.

Lebih jauh, akademi membuka ruang dialog antara dunia pesantren dan dunia olahraga — dua dunia yang selama ini sering dianggap berjauhan. Padahal, seperti yang ditunjukkan Fauzan, keduanya bisa saling menguatkan.

Harapan untuk Dunia Pendidikan

Dalam beberapa waktu ke depan, AA Garut juga berupaya menjalin kolaborasi lebih luas dengan pesantren dan sekolah, termasuk membuka akses beasiswa atau pengurangan biaya bagi santri seperti Fauzan yang ingin mengembangkan potensi olahraga namun tetap menjalani pendidikan agama secara serius.

Muhammad Fauzan sendiri berharap bisa menjadi inspirasi bagi adik-adik kelasnya. “Saya ingin suatu hari nanti, pesantren saya punya lapangan voli sendiri, dan jadi tempat berkumpulnya anak-anak muda yang cinta ngaji dan cinta olahraga,” ucapnya dengan penuh harapan.


Olahraga Adalah Jalan Lain Menuju Iman

Fauzan membuktikan bahwa olahraga dan keimanan tidak harus dipertentangkan. Ia berjalan di jalur unik—dari kitab ke lapangan, dari mushaf ke net. Dalam dirinya, kita menemukan harapan bahwa generasi muda Indonesia bisa dibentuk tidak hanya dari sekolah formal atau pesantren semata, tapi dari ruang-ruang pembinaan karakter yang menyeluruh dan berkelanjutan.

Di tengah keringnya panutan dan banyaknya tantangan moral, kisah Fauzan menjadi oase. Ia bukan hanya seorang santri dan atlet, tapi juga inspirator muda yang meyakinkan kita bahwa semangat, mimpi, dan nilai luhur bisa bersatu dalam satu tubuh — tubuh yang sehat, hati yang tulus, dan pikiran yang terbuka. (*)


, ,


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pencarian

About

Akademi Bola Voli AA Garut adalah lembaga pelatihan bola voli yang berfokus pada pengembangan atlet muda berbakat di Kabupaten Garut. Akademi ini didirikan dengan tujuan mencetak pemain bola voli berkualitas melalui program latihan yang terstruktur, disiplin, dan berbasis metode modern.

Dengan dukungan pelatih berpengalaman, Akademi Bola Voli AA Garut menawarkan pelatihan mulai dari tingkat pemula hingga lanjutan, mencakup teknik dasar, strategi permainan, serta peningkatan fisik dan mental. Selain itu, akademi ini juga berpartisipasi dalam berbagai kompetisi lokal dan nasional guna mengasah keterampilan serta menambah pengalaman bertanding bagi para atlet.

Gallery