Akademiaagarut.com — Dalam peta olahraga Indonesia, bola voli masih menghadapi tantangan struktural, khususnya di daerah. Minimnya fasilitas, keterbatasan pembinaan usia dini, dan kurangnya sinergi antarstakeholder menjadi hambatan utama. Namun, Akademi & Klub Voli Ananta Akraya Garut (AA Garut) hadir sebagai oase, membawa semangat membangun ekosistem voli dari akar komunitas.
AA Garut tidak berdiri sebagai institusi eksklusif, tetapi sebagai ruang terbuka yang menampung potensi anak-anak dari berbagai latar belakang. Filosofi dasarnya sederhana namun kuat: volley untuk semua, bukan hanya untuk mereka yang bertalenta, tetapi juga bagi mereka yang ingin berkembang secara mental dan sosial.
“Kami memulai dari komunitas. Dari kampung-kampung, sekolah-sekolah, dan lapangan seadanya. Karena kami percaya bahwa akar kekuatan olahraga itu ada di masyarakat,” ungkap Fajar Santika (Dpanji), Direktur AA Garut.
Menyatukan Akademi, Klub, dan Ekonomi Komunitas
Langkah strategis yang ditempuh AA Garut adalah integrasi antara akademi, klub prestasi, dan koperasi olahraga. Anak-anak yang belajar di akademi tidak hanya mendapat pelatihan teknik dan fisik, tetapi juga diarahkan ke jalur kompetitif melalui klub. Sementara koperasi menjadi ruang ekonomi komunitas yang menopang aktivitas olahraga secara mandiri.
Model ini menjadikan AA Garut bukan hanya produsen atlet, tetapi juga ekosistem hidup yang menciptakan pelatih, wasit, pengelola event, hingga wirausaha perlengkapan olahraga.
“Kami tidak ingin hanya menghasilkan pemain. Kami ingin membangun peradaban olahraga, yang bisa menghidupi banyak orang, bukan hanya saat main, tapi juga setelah pensiun,” lanjut Fajar.
Peran Sentral Sekolah dan Orang Tua
Keberhasilan AA Garut juga tidak lepas dari kolaborasi erat dengan sekolah dan orang tua. Sekolah-sekolah di Garut mulai membuka diri terhadap program pelatihan, bahkan menjalin kemitraan untuk seleksi atlet pelajar. Orang tua pun menjadi bagian aktif, baik dalam mendukung anak secara moral maupun berkontribusi dalam kegiatan akademi.
“Kalau anak-anak latihan dengan semangat, pulang bawa cerita, dan orang tuanya ikut nonton pertandingan, itu ekosistem yang sehat. Di situlah kami ingin tumbuh,” ujar Fajar.
Mengapa Ekosistem Itu Penting?
Sebuah akademi tidak akan berumur panjang jika hanya mengandalkan semangat sesaat atau ketergantungan pada satu-dua tokoh. Ekosistem yang kuat berarti ada regenerasi pelatih, kaderisasi atlet, pendanaan yang partisipatif, dan ruang interaksi sosial yang sehat.
AA Garut bahkan tengah menyiapkan roadmap jangka panjang agar sistem ini dapat direplikasi ke kecamatan lain. Dengan prinsip koperasi dan manajemen terbuka, klub ini berharap bisa melahirkan model pembinaan yang inklusif dan berkelanjutan.
Voli Milik Rakyat
Olahraga voli, ketika dikelola dari bawah dan berbasis komunitas, memiliki potensi luar biasa untuk menjadi alat transformasi sosial. AA Garut sedang membuktikannya. Mereka bukan hanya membangun tim yang tangguh, tetapi juga menumbuhkan akar yang dalam — akar yang akan menopang tumbuhnya hutan besar bernama ekosistem olahraga Garut. (*)